Disebutkan dalam kitab Nasoih Diniyah karya Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad, bahwa berbakti kepada kedua orang tua, menyambung sanak famili dan kekerabatan, berbuat baik kepada keluarga, tetangga, teman, serta seluruh orang Islam, semua itu termasuk perintah Allah dan anjuran haq yang perlu diperhatikan. Bahkan Allah melarang untuk meninggalkannya, melalaikan, dan melupakannya. Allah pun mengancam bagi orang yang menyia-nyiakan dan mengabaikannya.
Hak orang tua merupakan hak yang paling besar setelah Hak Allah dan RosulNya. Sungguh beruntunglah seorang anak yang masih mendapati orang tuanya dan berbakti kepada mereka.
Dalam Hadits :
بِرُّ الْوَالِدَيْنِ أَفْضَلُ مِنَ الصَّلاَةِ وَالصَّدَقَةِ وَالصَّوْمِ وَالْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ وَالْجِهَادِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ وَسَوْفَ يَبِرُّكَ أَوْلاَدُكَ فِي الْمُسْتَقْبَلِ.
“Berbakti kepada kedua orang tua lebih utama dari sholat sunnah, shodaqoh, puasa, haji, umroh, dan jihad di jalan Allah, dan anak-anakmu akan berbakti kepadamu di masa datang”
Sebagaimana seorang anak wajib hormat kepada orang tua, begitu juga kewajiban adik untuk menghormati dan mencintai kakaknya, sehingga akan menjadi keluarga yang bahagia. Hindarkan permusuhan, perpecahan, pertengkaran, pertentangan, penyakit dengki, hasud dendam, iri hati, sombong, saling menjelekan menghina dll. Ini semua adalah penyakit syetan yang menghancurkan, agar sebuah keluarga tidak selamat dan tidak bahagia di dunia dan akherat.
Diantara Hadits yang menjelaskan hubungan antara adik kakak :
حَقُّ كَبِيْرِ الْإِخْوَةِ عَلَى صَغِيْرِهِمْ كَحَقِّ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
“Hak adik kepada kakak seperti hak anak kepada orang tua”
Di dalam hadits :
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيَعْرِفْ حَقَّ كَبِيْرِنَا
“Bukan termasuk golongan kita (umat Nabi) orang yang tidak punya kasih sayang kepada adik (anak kecil), dan tidak tahu hak terhadap orang besar (kakak)”.
Dengan demikian agar menjadi keluarga yang bahagia di dunia dan akhirat, maka :
1. Saling hormat menghormati antar keluarga. Adik menghormati kakak ,dan kakak kasih sayang kepada adik.
2. Saling tolong menolong semampunya, paling sedikitnya mendoakan baik kepada mereka.
3. Saling mencintai dari lubuk hati yang dalam dan saling meginginkan kebahagian, karena berasal dari satu ayah dan ibu.
Di dalam hadits :
مَثَلُ اْلأَخَوَيْنِ مَثَلُ الْيَدَيْنِ تَغْـسِلُ إِحْدَاهُمَا اْلأُخْرَى
Perumpamaan dua saudara adalah seperti dua tangan yang saling membasuh satu
dengan yang lain.
4. Saling memaafkan dan menutupi kesalahan, agar selamat dari ancaman neraka, dikarenakan pandainya syetan untuk mengadu domba.
Dalam hadits,
لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ فَمَنْ هَجَرَ فَوْقَ ثَلاَثٍ فَمَاتَ دَخَلَ النَّارَ.
“Tidak halal bagi orang Islam untuk tidak menyapa (menyatru) saudaranya muslim lebih dari
tiga hari. Barang siapa tidak menyapa selama tiga hari dan kemudian mati, maka dia masuk neraka”.
Posting Komentar untuk "Kebaikan Umat Nabi Dimulai Dari Kebaikan Keluarga "